Selamat datang di dunia RANGKA JARING ANGAN

Sebuah persembahan pada tingkat teratas dalam cinta...
selamat datang di dunia RANGKA JARING ANGAN...

Sabtu, 03 Januari 2009

Saya sedang tidak ingin JATUH CINTA lagi, Tuhan...


Diri ini... bersiap mengucapkan selamat tinggal pada Sang Aku...
berterimakasih pada Sang penyamar atau entah siapa yang telah menjadikan diri ini tersadari bahwa Sang Aku hanyalah sebuah asa nelangsa dalam penantian...
...
...
Saya sedang tidak ingin JATUH CINTA lagi, Tuhan...

Buntu merajai dalam selimut luka bernadirkan sebuah pengharapan yang teratapi...
Jiwa yang tertipukan sukma penelaah rasa ini, tersadarkan peluh kasih tak tersadari...

Saya sedang tidak ingin jatuh cinta lagi, Tuhan... karena saya sedang dalam proses pencarian sebuah kehidupan normal dalam ketidaknormalan yang mendominasi... diri ini sudah terkontaminasi... terserang virus maha dahsyat yang bahkan saya tidak tahu apa, menjadikan diri ini begitu ingin menghilang sejenak dari peraduan masa

Saya sedang tidak ingin jatuh cinta lagi, Tuhan...

karena saya sedang ingin kembali pada sebuah masa ketika saya belum sadar akan ketidaknormalan yang hinggap mematah arang dalam sulam jemari terbalutkan...

pikiran ini tercemari...
otak ini terkontaminasi...

jelaga hitam milik sang pematik tenggelam dalam rentang malam pendewasaan...
apa yang salah dalam diri ini?? benarkah ketidaknormalan ini begitu tabu di mata dunia? lantas ada apa dengan mereka yang normal sehingga bisa menjadikannya berada dalam lingkup kebenaran?? apa bedanya saya dengan mereka???

iya... beda!!!!

karena saya tak lantas mengikuti rentang alur kehidupan yang telah tercipta...
karena saya keluar jalur yang telah ditetapkan oleh mereka sang penentu kehidupan untuk menuju dunia yang lebih baik...

baik???? untuk siapa? untuk mereka yang mengaku diri mereka normal dengan segala ketidaknormalan mereka? atau saya yang jelas berfikir tidak normal dalam semua ketidaknormalan ini???

huff... ingin berhenti menghujat...
ingin berhenti mempermasalahkan...

hanya ingin berdiam di balkon kamar dalam temaram gelap langit yang mengangkasa di atas samudera penciptaan dunia...

Saya ingin MELARIKAN DIRI, TUhan!!!!! karena sudah tidak lagi tahu HARUS APA DIRI INI????? pergi ke psikiater adalah salah satu pilihan yang diajukan oleh teman2 saya, karena mereka bilang: saya sudah begitu tidak normal... mungkin mereka khawatir bahwa ketidaknormalan dalam diri ini akan menyebar hingga mengelabui impuls saraf yang bertendensi menuju ke arah penghancuran... terimakasih untuk teman yang mengusulkan ide bagus ini... tapi masalahnya saya tidak punya uang untuk pergi ke psikiater... saya hanya bisa bercerita dengan 'si bujang lapuk' di balkon kamar ini, setelah itu lantas saya tertidur dan terbangun keesokan paginya dengan mendapati diri ini terdiam sambil bergumam, "Adakah yang salah dengan diri yang tidak normal ini?'

Yang membuat saya heran, dengan adanya ketidaknormalan ini kenapa masih saja mendapat hujatan dari mereka yang normal? hey... tidakkah kamu yang normal tahu bahwa sudah jelas saya ini TIDAK NORMAL, jadi tolong jangan layangkan hujatan kalian mengenai sesuatu yang normal tentang ketidaknormalan ini.... atau mungkin mereka tidak tahu? huff... semoga saja setelah ini mereka lantas tahu. actionnya adalah: mereka akan berhenti menghujat???? atau akan kembali menghujat karena kali ini jelas mereka menyadari akan ketidaknormalan ini....

SAYA BENCI SEMUA TOPENG penutup wajah yang membungkam hati dalam peraduan tak bertepi.
SAYA muak dengan mulut yang acap kali tertepakkan dalam kelam hati...
Saya ingin PERGI, Tuhan.... ingin melarikan diri sejenak...
ingin berhenti memandangi topeng-topeng yang mengelabui di sana....
ingin hidup sendirian dalam bumi yang dipenuhi jelaga hitam milik sang pemakai topeng...

saya mencintai kesendirian ini... lekuk keheningan dalam padam sinar yang mengangkasa jelaga hati...
Saya mencintai kesendirian yang menjadikan diri ini begitu tidak sadar akan dunia di luar sana yang ternyata sedang menghujat.

Tahun 2009 menjadi awal tersadarnya diri yang sedang tidak ingin jatuh cinta lagi...lelah hati yang berkecamuk dalam pikiran ini hanya ingin menggerakkan jemari untuk kemudian terangkaikan kata menuju sebuah pengakhiran...

seorang teman lantas bertanya, "Kha... tidak kah kamu ingin kembali normal seperti dulu?"
Pikiran saya kembali bergulir lantas berpikir, hingga akhirnya saya tersadari... "Dulu??? DUlu itu kapan? karena saya baru sadar bahwa sebenarnya ketidaknormalan ini sudah menghinggapi jiwa yang rapuh ini semenjak hampir 7 tahun yang lalu"...

Saya tidak bermaksud menentang segala struktur yang ada... hanya saja diri ini tidak mampu meneguhkan hati dalam kerancuan pemikiran... saya dihadapkan pada satu perspektif baru di luar sana yang menjadikan diri ini tidak normal karenanya...

seperti yang diucapkan oleh seorang teman bahwa saya ini memang perempuan rapuh... terlihat begitu kuat namun kosong... Saya ini rentan dalam alam penghidupan... saya mudah ambruk... RAPUH tak terperih...

karena itu saya katakan padanya:
Saya memang RANGKA... yang tidak pernah terisi sepenuhnya meski hanya angin yang merasuk.
Saya memang JARING... yang sekali lagi tidak pernah tertutupi sepenuhnya, karena berlubang sehingga air tak lantas tertampung karenanya.
Saya memang ANGAN... yang hanya ada dalam pemikiran ini... menyulam makna yang tertuangi dalam alur nyata sebuah penghidupan...
karena saya memang... RANGKAJARINGANGAN....

Jumat, 02 Januari 2009

Aku sedang memikirkan 'SANG AKU' yang entah berada dimana dalam peluh kasih terbebani indah merasuk imajinasi

Aku sedang memikirkan 'SANG AKU' yang entah berada dimana dalam peluh kasih terbebani indah merasuk imajinasi

AKU... merajuk kesal ke arahmu sesaat setelah kamu datang dengan serangkai senyum palsu merajai.
AKU... termiris hati ke tepian rasa ketika wajah itu terpalingkan dalam satu kilat cahaya keterpurukan.
AKU... menatap berpengharapan pada asa yang terabaikan getir nadir cinta dalam satu naungan batas.
AKU... mencari sosok berbaju merah di atas dataran tinggi yang menjadikan diri ini melemah karenanya, sesaat sebelum dia menunjukkan raga dalam ungkap keagungan rasa.
AKU... menyimpulkan senyum ketika kata-kata terucap dari mulut yang tertepakan nelangsa penantian.
AKU... ragu melangkah saat kamu tidak nampak dalam acap riak penantian.
AKU... tak lekang terusung kedip bertautan menatap dalam ketika kamu menampakkan sosok yang terbebani indah dalam imajinasi.
AKU... menangis tertahankan terkuak rasa ketika diri ini melemah menyaksikkan SANG AKU dalam naungan cinta teralirkan.
AKU... diam dalam jelaga hitam nestapa meratapi asa penyesalan karena cinta telah datang menyambutku dalam serangkaian perih terhasrati.
AKU... meratap dalam cinta yang tak tersalahkan ketika tepis hati ungkap tanya dalam symfoni rasa terabaikan.
AKU... tersenyum indah menyaksikkan kamu dalam benak yang tidak tersajikan dalam rengkuh alam semesta.
AKU... menanti cinta dari sosokmu yang telah pergi sebelum mencintai dalam lekang penantian.
AKU... menatap indah hari ini hanya karena kamu menuntunku pelan dalam perjalanan riak menuju dataran rendah.
AKU... berterimakasih atas hari ini.
AKU... berharap waktu terhenti dalam batas riak penantian sebelum kamu pergi karena sebuah pengakhiran terwujudkan sesuatu bernamakan cinta.
AKU... terdiam menyesali indah merajuk sepi dalam nadir mata yang terarah untukku.
AKU... menyentuh rasa dalam indah yang terlekang dunia berbeda.
AKU... menyimpan rasa dalam terjal penantian.
mengulum hasrat dalam keabadian cinta, indah ternaungi regam tak terpeluhkan.
AKU... menanti dirimu dalam surga penantian berharap kamu datang dengan segenggam cinta yang tertorehkan.
AKU... tersadar dalam benak, tak terucapkan dalam reguk ketidakmampuan.
AKU... hanya ingin kamu tahu... bahwa kamu yang aku sebut sebagai 'SANG AKU'.
AKU... berharap kamu tersadarkan tulisan yang tertorehkan rasa bahwa kamu yang aku tulis sebagai 'SANG AKU'
AKU... berharap kamu mendengar teriakan mereka saat 'SANG AKU' terucap.
AKU... berdiri di atas asa penantian, tersiapkan diri mengucapkan selamat tinggal pada 'SANG AKU'
Diperuntukkan bagi 'SANG AKU' yang berada entah dimana... kata ini terucap sesaat setelah mata hati ini tertautkan raga seorang ADAM...

-Tika Sylvia Utami-
www.rangkajaringangan-xoxo
.blogspot.com

LELAKI ITU MEMILIKI KEKASIH

LELAKI ITU MEMILIKI KEKASIH

Satu kata yang tidak terkatakan
Tanamkan rasa dalam setiap benih percintaan
Mata yang terpaut Sesosok adam

Terhempaskan nyata..

Saksikan sesosok bernamakan kekasih… Datang
Tepiskan harapan… Menuju dasar palung
Riak tangis… Mengalir…
Sesakkan pilu tak terobati
Sinar cinta yang merasuk
Temaramkan diri dalam sosoknya.

Bahagia meski terperih,

Hempaskan rasa demi keutuhan
Aku ini…
... Perempuan...

Lekang tak termakan waktu
Tepis panah cinta
Demi acap kebahagian
Cinta untuknya…
Bahagia untuknya
Dalam riakan terperihku

Powered By Blogger

layout